![2000px-Dell_Logo.svg]()
![2000px-Dell_Logo.svg]()
JAKARTA, 1 DESEMBER 2014 – Di acara Dell World 2014 awal bulan lalu, Dell meluncurkan hasil riset
Global Technology Adoption Index (GTAI) pertama, yang menjabarkan bagaimana organisasi-organisasi menggunakan keamanan,
cloud, mobilitas dan
big data untuk sukses. Riset tersebut mewawancarai lebih dari 2.000 organisasi di seluruh dunia dan menyimpulkan bahwa keamanan adalah faktor utama dalam melakukan adopsi
cloud, mobilitas dan
big data. Selain itu, meski 97 persen organisasi yang disurvei telah atau memiliki rencana untuk menggunakan
cloud, dan hampir separuhnya telah menerapkan strategi mobilitas, ternyata masih sedikit yang mengadopsi
big data dilihat dari kurang lebih 60 persen dari organisasi-organisasi tersebut yang tidak mengerti bagaimana cara mendapatkan informasi dari
big data.
“Kami mengerti bahwa keamanan
, cloud, mobilitas dan
big data adalah prioritas TI penting di semua industri, tapi kami perlu pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi-teknologi tersebut saat ini dan apa, jika ada, yang menghambat mereka menggunakan potensi maksimal teknologi-teknologi tersebut,” ujar Karen Quintos,
chief marketing officer, Dell. “Riset ini langsung membahas inti permasalahan dan memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana Dell dapat membantu para konsumen kami meraih kesuksesan.”
“Meskipun risiko keamanan dan ketergantungan terhadap Internet dan teknologi untuk menjalankan bisnis semakin meningkat, banyak organisasi skala kecil dan menengah yang belum siap menghadapi ancaman keamanan saat ini, apalagi ancaman di masa yang akan datang,” jelas Laurie McCabe, partner, SMB Group. “Perusahaan-perusahaan tersebut mengerti bahwa teknologi-teknologi disruptif seperti
cloud, mobilitas dan
big data dapat mendorong inovasi dan menciptakan keunggulan kompetitif. Tapi seringkali sulit bagi mereka melakukan pendekatan strategis dan menjawab permasalahan keamanan agar dapat menikmati potensi maksimal dari teknologi disruptif tersebut.”
Masalah Keamanan Menciptakan Hambatan Besar
GTAI Dell menemukan bahwa para pembuat keputusan TI masih menganggap keamanan sebagai hambatan terbesar untuk memperluas teknologi mobilitas (44 persen), menerapkan
cloud computing (52 persen) dan memanfaatkan
big data (35 persen). Meski pertimbangan keamanan menjadi penghambat berbagai organisasi melakukan investasi teknologi-teknologi penting, kurangnya ketersediaan informasi keamanan juga menghambat organisasi-organisasi mempersiapkan diri menghadapi ancaman gangguan keamanan. Hanya 30 persen responden yang menyatakan bahwa mereka memiliki informasi yang tepat untuk membuat pengambilan keputusan berbasis risiko, dan hanya satu dari empat organisasi yang disurvei telah memiliki antisipatif untuk menghadapi semua bentuk gangguan keamanan.
Masalah keamanan menjadi semakin serius saat kurangnya keterlibatan
C-suite. Hanya 28 persen dari organisasi yang disurvei memiliki C-suite yang sepenuhnya terlibat dalam inisiatif-inisiatif keamanan. Tapi, dalam organisasi-organisasi dimana pemimpinnya terlibat dalam hal-hal keamanan, tingkat kepercayaan diri organisasi tersebut naik signifikan. Diantara organisasi-organisasi yang sangat yakin dengan keamanan organisasinya, 84 persen dari para pimpinan seniornya sepenuhnya atau cukup terlibat, dibandingkan hanya 43 persen pimpinan senior yang terlibat dalam organisasi-organisasi yang tidak yakin dengan tingkat keamanan organisasinya.
Hasil survei keamanan penting Dell GTAI lainnya, antara lain:
- Sumber daya keamanan terutama dihabiskan untuk melindungi diri dari para peretas keamanan (hacker) (43 persen) dan mengikuti peraturan kepatuhan (compliance) (37 persen).
- Hanya 39 persen responden memiliki tenaga kerja yang sepenuhnya memahami peraturan keamanan organisasinya
- Hanya 13 persen responden yang menggunakan keamanan untuk berinovasi, sementara hanya 18 persen yang memanfaatkan keamanan sebagai keunggulan kompetitif.
Revolusi Cloud Telah Tiba
Hasil survei Dell GTAI menegaskan bahwa sekarang adalah era
cloud. Hampir semua pembuat keputusan TI yang disurvei menyatakan bahwa perusahaan mereka telah atau berencana menggunakan solusi
cloud. Hanya 3 persen responden tidak memiliki rencana untuk memanfaatkan solusi
cloud. Hasil riset juga menunjukan hubungan erat antara penggunaan
cloud dan pertumbuhan perusahaan. Sebanyak 72 persen organisasi pengguna
cloud yang disurvei menikmati pertumbuhan 6 hingga 10 persen dalam tiga tahun terakhir, dan hanya 4 persen pengguna cloud yang mengalami tingkat pertumbuhan nihil atau negatif. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan
cloud, dimana hanya 24 persen mengalami pertumbuhan 6 persen atau lebih, dan 37 persen mengalami tingkat pertumbuhan nihil atau negatif.
Manfaat bisnis dari
cloud computing akan semakin menonjol saat organisasi-organisasi menggunakan lebih dari satu jenis solusi
cloud. Sebagai contoh, organisasi yang menggunakan tiga solusi
cloud atau lebih mengalami peningkatan produktivitas pegawai sebesar 15 persen dibandingkan mereka yang hanya memanfaatkan satu solusi
cloud.
Meskipun tingkat penggunaan dan manfaat
cloud telah dijabarkan di atas, ada tantangan besar dalam proses adopsi dan implementasi komputasi awan
(cloud computing), sebagian besar karena kurangnya pemahaman dan pengalaman serta masalah keamanan. Banyak organisasi yang mengandalkan informasi
cloud dari pihak ketiga, dengan 58 persen mencari informasi dari mitra TI dan 45 persen mencari informasi di situs vendor. Terbatasnya pengalaman organisasi terhadap komputasi awan menjadi salah satu dari tiga alasan utama (33 persen) kenapa mereka belum menggunakan
cloud. Keamanan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menjadi alasan utama dengan 52 persen.
Hasil survei penting tentang
cloud lainnya:
- Menurut responden survei, alokasi sumber daya TI yang lebih baik (44 persen), penghematan biaya (42 persen) dan efisiensi (40 persen) adalah tiga manfaat yang paling dirasakan setelah menggunakan cloud.
- 50 persen organisasi hanya menggunakan satu solusi cloud, sementara 26 persen menggunakan lebih dari dua solusi cloud. Mereka yang menggunakan lebih dari satu solusi cloud menikmati manfaat yang lebih besar.
Adopsi Mobilitas Lambat Meskipun Manfaatnya Nyata
Hasil riset Dell GTAI menunjukkan manfaat langsung efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
mobile tidak bisa dipungkiri: 41 persen responden menyatakan efisiensi sebagai manfaat mobilitas terbesar, sementara 32 persen menyatakan produktivitas pegawai. Penggunaan perangkat
mobile yang sangat dominan di negara-negara berkembang, organisasi-organisasi di negara-negara tersebut memiliki tingkat adopsi kebijakan BYOD resmi yang lebih tinggi (34 persen di Amerika Latin dan 37 persen di Asia Pasifik dibandingkan dengan 30 persen di Amerika Utara dan 20 persen di Eropa/Timur Tengah/Afrika).
Meskipun peluang-peluang nyata dari strategi mobilitas, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dan faktor keamanan menempati tempat teratas. Setengah dari responden menyatakan “risiko kebobolan data dari perangkat yang hilang dan jaringan nirkabel yang tidak terlindungi” sebagai risiko mobilitas terbesar, dan 44 persen menyatakan “ancaman pembobolan keamanan” sebagai hambatan utama perluasan penerapan mobilitas dalam organisasi. Penggunaan perangkat yang disediakan perusahaan yang tidak tepat disebut sebagai masalah utama keamanan
mobile. Hasil survei menunjukkan bahwa memiliki kebijakan BYOD resmi erat kaitannya dengan keberhasilan strategi mobilitas, tapi hanya 32 persen responden yang memiliki kebijakan tersebut.
Hasil survei penting tentang mobilitas lainnya:
- 28 persen responden menyatakan peningkatan kapasitas bandwidth jaringan sebagai prioritas mobile utama, khususnya di negara-negara berkembang. Selain itu, menciptakan alat untuk membantu pegawai lebih efisien (25 persen) dan aplikasi (22 persen) juga disebut sebagai faktor penting lainnya.
- Meski akses terhadap database cloud (76 persen), email (81 persen) dan intranet (70 persen) sudah terdapat dalam mayoritas rencana BYOD, hanya 55 persen yang memasukkan protokol depresiasi/akhir masa berlaku perangkat dalam rencana BYOD mereka.
- Setelah keamanan, biaya (50 persen), dan kompleksitas mengelola beragam platform dan perangkat (35 persen) disebut sebagai risiko terbesar mobilitas berikutnya.
Big Data Memiliki Potensi Besar
Dell GTAI menunjukkan hasil temuan konsisten tentang
big data: organisasi-organisasi tidak tahu harus melakukan apa dengan
big data. Meskipun 61 persen responden di seluruh dunia menyatakan mereka memiliki
big data yang bisa dianalisa, hanya 39 persen mengerti bagaimana memanfaatkan
big data dan sedang melakukannya. Selain itu, para responden mengindikasikan bahwa
big data belum menjadi isu yang mendesak dibandingkan keamanan,
cloud, dan mobilitas.
Big data memberikan kesempatan kompetitif yang besar. Organisasi-organisasi yang secara efektif memanfaatkan informasi dari
big data memiliki tingkat pertumbuhan lebih besar dibandingkan organisasi-organisasi yang tidak menggunakannya secara efektif. Rata-rata pertumbuhan dalam tiga tahun (14 persen) bagi mereka yang secara efektif memanfaatkan
big data hampir dua kali lipat lebih besar daripada organisasi-organisasi yang tidak menggunakan
big data secara efektif (8 persen).
Meski
big data terbukti memberikan manfaat pemasaran nyata, biaya infrastruktur (35 persen) dan keamanan (35 persen) cenderung menjadi hambatan utama untuk mengimplementasikan inisiatif
big data. Responden GTAI juga menyatakan biaya analitik/operasional (34 persen), kurangnya dukungan manajemen (22 persen) dan kurangnya kemampuan teknis (21 persen) sebagai hambatan tambahan dari strategi
big data. Untuk menjawab pertimbangan keamanan, sebagian besar organisasi lebih memilih untuk memanfaatkan
private cloud (43 persen) atau server tradisional (24 persen) dibandingkan
public cloud (11 persen) untuk menyimpan big data.
Hasil survei penting tentang
big data lainnya:
- Data operasional adalah kelompok data yang paling sering digunakan dengan 67 persen organisasi menjawab organisasi mereka menggunakan data operasional; CRM (47 persen), penjualan (39 persen) dan sosial (34 persen) adalah kelompok data lainnya yang paling sering digunakan.
- Rata-rata organisasi merasa mereka hanya mendapatkan 53 persen informasi potensial dari data mereka.
- Industri finansial (57 persen) dan kesehatan dan telekomunikasi (masing-masing 56 persen) memiliki keunggulan dalam memanfaatkan big data mereka dibandingkan industri lainnya.
Agung Ariefiandi, Product Marketing Digital Imaging PT Panasonic Gobel Indonesia mengatakan, “Melalui rangkaian produk digital imaging 4K terkini, Panasonic berkomitmen untuk memberikan solusi produk berkualitas yang akan memberikan nilai tambah bagi konsumen, dengan hasil gambar yang tajam serta beresolusi tinggi sebagai inti teknologi 4K, guna menciptakan dunia serta kehidupan yang lebih baik. Kami percaya Filmares merupakan wadah yang tepat untuk memperkenalkan produk 4K kami kepada pelaku perfilman nasional dan luar negeri, termasuk Camcorder HC-X1000 yang baru saja hadir di pasar Indonesia. Dengan fitur yang lengkap serta ukuran yang praktis, Camcorder HC-X1000 merupakan penyatuan atas camcorder konsumen dengan kamera profesional, sebagai jembatan awal bagi pengguna untuk memiliki hasil karya berteknologi 4K. Kami berharap, camcorder ini mampu mendukung perkembangan industri perfilman nasional guna menghasilkan karya kreatif yang detail dan bercita rasa tinggi.”
[caption id="attachment_285011" align="alignnone" width="500"]
(paling kiri) Mr. Atsushi Kato – Digital Imaging Manager Panasonic Consumer Marketing APAC, (kedua dari kiri) Eugene Panji - Sutradara Film “Cita-Citaku Setinggi Tanah”, (kedua dari kanan) Ibu Marry Oetomo – Distributor Panasonic Camcorder Datascript, dan (paling kanan) Agung Ariefiandi - Product Marketing Digital Imaging Panasonic Gobel Indonesia memperkenalkan camcorder untuk pelaku perfilman, yaitu Camcorder Panasonic HC-X1000 dalam FILMARES 2014.[/caption]
Untuk memperkenalkan keunggulan Camcorder Panasonic HC-X1000, Panasonic juga bekerjasama dengan pelaku perfilman lokal, seperti Eugene Panji, Joko Anwar, dan Richard Buntario. Selain camcorder ini, Panasonic juga menghadirkan rangkaian inovasi 4K secara menyeluruh, seperti kamera Lumix DMC-LX100 sebagai generasi ke-6 dari seri LX Panasonic yang dikenal sebagai kamera manual ringkas dengan sensor MOS dan lensa Leica DC Vario; kamera DSLM Lumix DMC-GH4 yang telah digunakan oleh fotografer dan videographer ternama dunia seperti Bryan Harvey (Amerika Serikat) dan Matthew J. Siegel (Director of Photography Hollywood); Lumix DMC-FZ1000 sebagai kamera digital ringkas dengan fitur perekaman gambar berteknologi 4K; serta Wearable Camera HX-A500 yang mudah digunakan, khususnya untuk kegiatan di luar ruangan.
[caption id="attachment_285012" align="alignnone" width="500"]
Mr. Yoshinori Yamana – Direktur Marketing Panasonic Gobel Indonesia mempresentasikan keunggulam camcorder HC-X1000 di depan awak media dan tamu undangan dalam Pembukaan FILMARES 2014.[/caption]
Camcorder Panasonic HC-X1000
Camcorder Panasonic HC-X1000 merupakan camcorder Panasonic yang mampu merekam gambar video dalam format 4K (3840 x 2160) dan Cinema 4K (4096 x 2160) ke dalam peranti penyimpan SD Card, dengan ketajaman resolusi empat kali lebih baik dari Full-HD, guna menghasilkan gambar 60p/50p yang halus. Dilengkapi dengan lensa Leica Diomar yang menghasilkan resolusi tajam dan bayangan halus; sensor ½.3 BSI terkini untuk meningkatkan kecepatan penangkapan gambaran dan mengurangi distorsi saat pengambilan gambar bergerak; serta mesin Crystal Engine Pro 4K yang akurat dan mampu memproses gambar dengan volume besar, camcorder ini memiliki bentuk yang ringkas serta ringan dengan dukungan 20x Optical Zoom Lens with 4-Drive Lens System.
Camcorder terbaru ini melengkapi kebutuhan para profesional, dengan kemudahan penyimpanan gambar video dalam format yang berbeda termasuk AVCHD, MOV, dan MP4 beresolusi besar serta kemudahan berbagi dengan fungsi Wi-Fi. Selain itu, HC-X1000 juga dilengkapi dengan Triple Manual Rings yang mempermudah pergantian kecepatan dan intuisi kamera; Illuminating LED Ring untuk memperlancar proses pengambilan gambar; Tiltable Viewfinder with Eyecup yang memberikan kenyamanan bagi pengguna; ND Filter untuk menyesuaikan tingginya paparan cahaya dengan lingkungan; serta 2-Channel XLR Audio Input Terminal memberikan fungsi tambahan mic atau alat perekaman lainnya.
Camcorder HC-X1000 ini akan hadir di pasar elektronik Indonesia mulai bulan Desember 2014, dengan kisaran harga Rp 42,299,000.
Produk ini memiliki desain enam tombol dan dapat di sesuaikan untuk menaklukkan tantangan pertandingan apapun, sehingga Anda selalu dapat menggunakannya di tingkatan pertandingan terbaik. Dapat memberikan gerakan terbaik di segala situasi permainan. Pengaturan DPI antara 1000 - 2000 dpi dapat dilakukan dengan menekan sebuah tombol, yang terletak di bawah scroll wheel. X-G300 merupakan sintesis presisi yang sangat sempurna, baik untuk kecepatan dan kenyamanan!
Fitur Produk
Liquid Leap hadir dengan desain premium berkat dukungan dari anodised metal inlay yang melapisi permukaannya. Tampilannya yang minimalis dengan lebar 17-mm dan dilengkapi dengan zero-button design membuat Liquid Leap cocok untuk digunakan sebagai aksesoris pintar dengan beragam fungsi.
Franki Djingga, General Manager Smartphone and Tablet Acer Indonesia, mengatakan, “Acer selalu mendengarkan kebutuhan konsumennya yang semakin canggih dan digital, kehadiran Liquid Leap merupakan perpaduan serasi antara inovasi, gaya hidup, dan pengalaman yang terintegrasi antara smartphone dan wearable device. Hal ini memposisikan Acer untuk selalu menjadi yang terdepan dalam menghadirkan perangkat canggih dengan fitur terkini yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya, sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk mengeksplorasi hidup.”
Konektivitas Unggul dan Daya Tahan Baterai Maksimal
Liquid Leap merupakan perangkat dengan layar sentuh terkecil dari Acer. Walaupun kecil, Liquid Leap memberikan ketahanan baterai yang luar biasa. Dengan satu kali full charge akan memberikan daya tahan hingga 7 hari kedepan. Sebagai smartband multifungsi, Liquid Leap menawarkan konektivitas unggul ke smartphone, terutama pada lini produk smartphone Acer yang sudah menggunakan sistem OS Android 4.4 (KitKat).
Dengan menginstal aplikasi Leap Manager di smartphone Acer, maka Liquid Leap dapat merekam aktivitas kebugaran pengguna termasuk jumlah langkah, jarak tempuh lari, kalori yang terbakar, dan siklus tidur selama 24 jam 7 hari nonstop.
Berkat dukungan sensor accelerometer, pengguna dapat melihat statistik kebugaran tersebut yang ditampilkan secara harian, mingguan, bahkan bulanan melalui aplikasi Leap Manager yang sudah di-instal pada smartphone Acer Liquid ber-OS Android 4.4. Aplikasi ini dapat di-download gratis melalui Google Play Store.
Selalu Terhubung Secara Real-Time
Liquid Leap membuat penggunanya tidak akan terlewati satu momen pun. Selain untuk menunjukan waktu, konektivitas Bluetooh 4.0 yang berada di dalam Liquid Leap membuatnya selalu terhubung pada smartphone Acer Liquid. Pengguna akan menerima notifikasi telepon masuk atau SMS masuk pada smartphone-nya secara real-time.
Semua notifikasi yang masuk pada smartphone akan ditampilkan di layar sentuh OLED berukuran 1 inci pada Liquid Leap yang memiliki teknologi Natural Touch Control. Liquid Leap mempunyai konstruksi desain arc-shaped ergonomis yang nyaman dipakai dan memiliki sertifikasi IPX7 sehingga tahan air (waterproof).
Kendali Musik Secara Wireless
Liquid Leap memberikan kemudahan untuk mengendalikan lagu yang sedang dimainkan pada smartphone penggunanya. Dengan tampilan layar yang simple, pengguna Liquid Leap bisa memutar lagu, menghentikannya, memutar track selanjutnya atau kembali ke track sebelumnya dengan mudah dan tentunya secara wireless tanpa harus menyentuh layar smartphone.
Harga dan Ketersediaan
Liquid Leap hadir dalam warna mineral black dan telah tersedia di Megastore Erafone di kota-kota tertentu dengan harga yang ditawarkan pada Rp 999.000.
Kepuasan pelanggan merupakan hal yang mutlak dan utama, untuk itu produk Acer Liquid Leap ini dilengkapi dengan garansi satu tahun (jasa servis) dan didukung dengan jaringan Acer Customer Service Center (ACSC) yang tersebar di 84 lokasi di 72 kota di seluruh Indonesia.
Selain itu, para pengguna juga dapat menghubungi layanan purna jual Acer melalui social media, blog, Twitter, Facebook selama 24 jam sehari; dan Acer Contact Center (500-155).
Saat ini, Acer telah memiliki sepuluh kantor cabang di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Indonesia Timur.
Kini Red Hat menawarkan platform OpenShift yang sangat skalabel berupa bundel dengan pemimpin industri server Dell dan layanan mitra bersertifikasi
JAKARTA, Indonesia – 5 Desember 2014 – Red Hat, Inc. (NYSE: RHT), pemimpin dunia dalam solusi open source, hari ini mengumumkan kolaborasinya dengan Dell untuk menciptakan Dell and Red Hat DevOps Solutions Starter Pack, gabungan dari OpenShift Enterprise oleh Red Hat, server Dell PowerEdge R420, dan layanan mitra. Solusi ini akan dijual melalui mitra channel Red Hat yang bersertifikasi.
Vizuri, salah satu mitra channel Red Hat dan Dell yang bersertifikasi, akan menjadi mitra pertama yang menjual Dell and Red Hat DevOps Solutions Starter Pack dan menyediakan layanan-layanan gratis, untuk memudahkan pelanggan membangun solusi DevOps.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergeser ke DevOps untuk merampingkan proses TI mereka dan agar lebih memudahkan pengembang dan administrator, mereka mengabungkan perangkat keras dan lunak yang terpercaya, dan gabungan dari Red Hat, Dell, dan Vizuri akan memungkinkan pelanggan memanfaatkan keahlian dan kekuatan unik dari setiap perusahaan dalam membangun hybrid cloud.
OpenShift oleh Red Hat telah membangun ekosistem kemitraan yang kuat, menggunakan spesifikasi cartridge uniknya untuk mengintegrasikan dengan erat kemampuan private PaaS dengan penawaran tambahan dari mitra. Vizuri telah memamerkan layanannya di jaringan mitra OpenShift sejak November 2013, memungkinkan pelanggan memodernisasikan aplikasi tradisionalnya dengan OpenShift.
Kutipan Pendukung
Ashesh Badani, vice president and general manager, OpenShift, Red Hat
“DevOps Solution Starter Pack memberikan perusahaan akses tanpa hambatan kepada solusi dan layanan yang bertujuan membuat cloud dapat digunakan dalam sebuah penawaran paket lengkap. Vizuri telah lama berkolaborasi dengan Red Hat dan menunjukkan keahlian dan pengetahuan yang signifikan terhadap portofolio Red Hat, sehingga penawaran kombinasi ini akan memberikan nilai kepada pelanggan apakah mereka di pengembangan aplikasi, operations, atau seorang arsitek.”
Sam Greenblatt, vice president, Engineered Solutions and Technology, Dell
“Solusi OpenShift dari Red Hat memimpin industri di solusi DevOps dan kami gembira dapat membantu mitra seperti Vizuri untuk mempercepat adopsi OpenShift bagi pelanggan bersama kami.”
Joe Dickman, senior vice president, Vizuri
“OpenShift Enterprise membantu organisasi menjembatani perbedaan pengetahuan yang biasanya mengiringi setup dan konfigurasi awal solusi DevOps. DevOps Solution Starter Pack diciptakan untuk mengurangi kecemasan seperti itu dan memungkinkan organisasi TI menjadi lebih tangkas dan responsif dalam langkah mereka menuju cloud sambil memadukan infrastruktur dan membuat modernisasi lebih cepat, lebih mudah dan dengan lebih sedikit risiko.”
Sumber Tambahan
· Pelajari lebih lanjut tentang 
SAP NEWSBYTE — Desember 2014 — 
5 Desember 2014 - International Cricket Council (ICC) telah mengumumkan kemitraan baru yang inovatif dengan SAP, layanan aplikasi perangkat lunak perusahaan terkemuka di dunia, sebagai mitra Analisis dan Cloud eksklusif untuk ICC Cricket World Cup 2015.
Kemitraan yang dimulai secara tiba-tiba dan berjalan hingga akhir dari turnamen, akan melihat kegunaan SAP pada platform HANA untuk mengaktifkan pengalaman berbagai pertandingan liveterhadap jaringan website ICC, untuk meningkatkan pengalaman para penggemar dan media dengan data real-time, statistik dan analisis kinerja yang akan membantu mereka lebih dekat dengan tindakan dan menceritakan kejadian yang lebih mendalam dan informatif.
Selain itu, layanan SAP akan menyediakan layanan berbasis Cloud untuk mengurus historis database statistik ICC Cricket World Cup, menggabungkan data yang cocok untuk kegiatan andalannya yaitu ODI. Data ini akan dibuat tersedia untuk umum selama beberapa bulan mendatang, menawarkan banyak cara untuk para penggemar menganalisis kinerja tim dan pemain sebelumnya.
Mengomentari pengumuman tersebut, ICC Chief Executive David Richardson mengatakan, “SAP sedang mengubah cara interaksi penggemar olahraga dengan data dan informasi. Dalam olahraga seperti kriket dimana ada gairah yang sehat untuk informasi dan statistik, khususnya pada platformdigital, ICC sangat senang kekuatan teknologi SAP akan membawa penggemar lebih dekat kepermainan.”
Robert Enslin, anggota Executive Boardof SAP dan President of SAP Global Customer Operationsmengatakan: "Dengan salah satu basis penggemar terbesar di seluruhdunia, SAP sangat tertarik untuk meningkatkan analisis dan statistic real-time untuk penggemar kriket selama Final ICC Cricket World Cup 2015.”
"Kemitraan kami dengan ICC akan memungkinkan SAP untuk terus mengembangkan teknologi yang dapat disesuaikan untuk penggunaan hal-hal yang tidak terbatas. Dalam hal ini, teknologi kami menyediakan ICC suatu kemampuan untuk melibatkan penggemar dengan solusi berwawasan danuser-friendly, membawa mereka lebih dekat dengan aksi di lapangan dan terus memberikan mereka informasi tentang pertandingan favorit mereka. Kemitraan ini merupakan contoh lain bagaimana semua organisasi, termasuk liga olahraga, tim, pemain dan peristiwa, dapat berjalan lebih efisien dan sederhana dalam mengejar kesuksesan mereka. "
Adrian De Luca, chief technology officer Hitachi Data Systems Asia Pasifik[/caption]
"Era Business-Defined IT sudah hadir, dan sekarang adalah waktu bagi TI untuk merangkul platform ketiga yang dibangun pada perangkat mobile, layanan cloud, jaringan sosial dan analisa big data. CIO harus menanggapi persyaratan tersebut dan menjadi seorang arsitek dan broker layanan bisnis daripada sekedar seorang pembangun-teknologi yang fokus pada infrastruktur pusat data," kata De Luca.
Ia mencontohkan pembangunan smart city, big data dalam industri yang kompetitif, hybrid cloud, mobility yang digerakan oleh data dan perkembangan regulasi sebagai lima tren kunci yang dikombinasikan dengan penggerak bisnis lokal, akan membentuk lanskap TI di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015.
"Seiring munculnya pasar baru yang menarik dan harapan layanan konsumen yang berubah, beberapa perusahaan kuno akan goyah. Para pemenang dalam perekonomian di masa depan adalah mereka, yang mampu melakukan perubahan dirinya hari ini," kata De Luca.
#1 Inisiatif Smart City akan mendorong investasi yang lebih besar di Internet of Things
Pemerintah di seluruh APAC sedang memulai inisiatif Smart City untuk mengatasi tantangan perkotaan, mengelola energi dan konsumsi sumber daya dan mempersiapkan diri untuk pertumbuhan lebih lanjut. Inisiatif pembangunan-bangsa di seluruh wilayah akan mendorong momentum yang signifikan dalam pengembangan solusi infrastruktur sosial cerdas yang menggabungkan analisa canggih, Internet of Things dan interaksi mesin-ke-mesin.
"Smart City akan membutuhkan komputasi, jaringan, infrastruktur storage dan arsitektur software baru dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dioptimalkan untuk menangani semakin meningkatnya volume, kecepatan dan berbagai jenis data," kata De Luca.
#2 Industri akan meningkat inisiatif Big Data untuk mendapatkan keuntungan kompetitif
Big Data telah menjadi keharusan utama bisnis untuk organisasi yang beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif. Misalnya, bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya menerapkan analisa mendalam data yang dimilikinya untuk menilai risiko peminjam, mendeteksi churn dan mengidentifikasi cross-selling atau peluang upselling berdasarkan perilaku belanja.
Menurut laporan terbaru,
Setelah peluncuran brand baru ADVAN Signature di Bulan Agustus 2014 lalu, ADVAN Signature kini hadir melalui duet produk premium ADVAN Tablet T1Z dan ADVAN Smartphone S5X+.
Tjandra Lianto selaku Marketing Director ADVAN mengutarakan bahwa untuk memasuki pasar kelas atas memang bukan perkara yang mudah. Untuk itu, seri terbaru yang dihadirkan ADVAN kali ini, bukanlah produk yang biasa dan pasaran.
“Produknya sangat ekslusif dan premium. Walau pasarnya sangat sulit untuk ditembus, tetapi ini merupakan langkah strategis bagi ADVAN, kami yakin ADVAN Signature mampu diterima para pelaku bisnis dan kaum socialite ”, tekad Tjandra Lianto.
Sementara Andy Gusena – Brand & Strategy Marketing ADVAN menambahkan, berbicara mengenai pasar kelas atas memang karakternya sangat unik, satu sisi mereka begitu rasional tetapi disini lainnya, terkadang irasional. Baik produk atau suasana yang mereka cari tidak selalu berdasarkan harga atau kualitas, terkadang yang mereka pilih didasari oleh nilai prestige yang dimilikinya.
Oleh karenanya, ADVAN Signature diciptakan tidak hanya berdasarkan kualitas semata, tetapi memiliki kandungan nilai lain sebagai produk yang mengerti karakter pemiliknya. Upaya strategis ini sebagai langkah ADVAN dalam memperluas pasar yang potensial.
“Arahnya bukan vertikal tetapi horizontal. Dimana struktur market yang kami bangun bukan untuk lebih meninggi, tetapi lebih menggemuk”, ujar Andy Gusena.
ADVAN Signature hadir dengan tag line Business Design to the Advanced Class. Paduan antara teknologi dengan pengalaman yang dimiliki, lebih dari sekedar produk gadget biasa. ADVAN Signature memberikan nilai lebih bagi pemiliknya, berupa pengalaman teknologi yang disuguhkan secara personal (pribadi).
Untuk seri khusus ADVAN Signature, konsumen dilengkapi oleh fasilitas VIP Card sebagai bentuk layanan personal assistance Pick Up Service dan Trouble Shooting dengan waktu penyelesaian servis begitu maksimal. Untuk wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya servis berlangsung maksimal selama 24 jam. Sedangkan untuk wilayah Makasar, Medan, Palembang dan Yogyakarta servis berlangsung selama maksimal 5 hari kerja. Untuk jaminan kualitas service, produk yang rusak akan diganti oleh produk yang baru.
Menurut UIez – Product Manager ADVAN, “Proses layanan ini secara bertahap akan terus kami kembangkan”.
Secara fitur teknologi yang diterapkan memang sesuai kelasnya gadget premium. Untuk ADVAN T1Z memori processor yang digunakan berupa Mediatek 8392 dengan kecepatan Octa Core 1,7 GHz sedangkan untuk ADVAN S5X+ processor yang digunakan berupa Mediatek 6892 Quad Core 1.3 GHz. Selain itu, untuk menunjang akselerasi produk yang begitu tinggi, memori yang digunakan melebihi standar tablet dan smartphone biasanya 1 GB untuk S5X+ dan 2 GB untuk T1Z. Hal tersebut untuk mendukung kenyamanan dalam berbisnis dan beraktifitas sehari-hari.
Fitur Kamera yang dimiliki untuk S5X+ mengusung resoluisi 3 MP untuk kamera depan dan 13 MP untuk kamera belakang. Sedangkan T1Z mengusung reslousi 8 MP untuk kamera depan dan 13 MP untuk kamera belakang.
Keunggulan lainnya berupa desain elegan dipenuhi oleh ornamen ciri khas produk berkelas. Sebagai seri personal ADVAN T1Z didesain menggunakan elemen bezel hasil paduan antara metal dan aluminium chrome sehingga menampilkan kesan yang dinamis dan elegan. Sedangkan untuk ADVAN S5X+ memiliki desain yang lebih simple 5 inchi yang dilengkapi oleh Tekstur Magic Tile di bagian belakang membuatnya mantap untuk digenggam.
Kondisi diatas menjadi bukti keseriusan ADVAN dalam meningkatkan kualitas dan performa perusahaan sekaligus menjawab keraguan masyarakat terhadap kemampuan brand lokal dalam menghadapi tantangan persaingan pasar bebas AFTA 2015.
“Kami siap untuk menghadapi persaingan pasar global khususnya dikawasan Asia Pasifik. Melalui Seri ADVAN Signature menjadi bagian dari upaya kami untuk semakin memahami konsumen setia kami” ujar Tjandra Lianto.
Gadget for Business and Lifestyle
Pada kesempatan peluncuran produknya kali ini, ADVAN juga menghadirkan desain pouch yang eksklusif untuk melengkapi seri ADVAN Signature. Penampilan desain pouch tablet tersebut secara khusus dibuat oleh para siswa sekolah desain ESMOD dalam jumlah yang terbatas.
Mr. Patrice Desilles – Principal EMSOD Jakarta mengutarakan kebanggaannya atas terpilihnya desain pouch hasil karya siswa mereka untuk dijadikan sebagai spesial gift seri terbatas ADVAN Signature.
“Kami sangat senang bisa bekerjasama dengan ADVAN. Siswa kami begitu antusias ketika mendesain pouch untuk Tablet Advan Signature limited edition” tegas Mr. Patrice Desilles.
Sedangkan menurut Ulez, “Kerjasama kami, telah berlangsung semenjak peluncuran Brand Signature di Bulan Agustus kemarin. ESMOD memiliki kompetensi yang sangat sesuai dengan konsep terbaru kami”.
Tidak hanya itu, event yang digelar di Entrada Resto & Bar Jakarta dikemas dengan rangkaian sesi talkshow dan Fashion Show ADVAN Signature yang dikombinasikan dengan baju rancangan ESMOD, serta dihadiri pula oleh lebih dari 50 socialite anggota komunitas Lions Club JS Tulip. Sebagai narasumber acara, hadir pula Sonia Wibisono selaku dokter, pembicara seminar kesehatan, host tv show dan pelaku bisnis fashion. Sedangkan dari dunia Art Design diwakili oleh Madame Yulie Naution Grillon selaku Painting Artist sekaligus istri dari duta besar Paraguay.
Kemudian dari pihak ADVAN dihadiri oleh Bapak Tjandra Lianto selaku Marketing Director ADVAN ditemani oleh Bapak Hulaesudin (Ulez) selaku Product Manager Advan.
Tema talkshow yang diangkat, lebih membahas mengenai peranan gadget ADVAN Signature dalam mendukung kelancaran bisnis para socialite Tanah Air.
Sementara di sesi akhir, acara diisi oleh photo session dan testimoni dari rekan-rekan socialite yang memiliki ADVAN Signature diantaranya Dian Purba (Designer PISTOS JEWERLY), Vania Wibisono (Chef) dan Marissa Tumbuan (Enterpreneur).
Product Spesifikation
Foto kiri ke kanan: Ginandjar (Datacom & IT Service Director Aplikanusa Lintasarta ), Gidion Suranta Barus (IT Service Development General Manager Aplikanusa Lintasarta), Arya Damar (President Director Aplikanusa Lintasarta) saat peluncuran layanan Manage WAN Optimizer dan Private Cloud di Jakarta, Rabu (10/12).[/caption]
Gidion Suranta Barus selaku IT Service Development General Manager juga menambahkan “Selain Managed WAN Optimizer, Private Cloud dari Lintasarta juga hadir untuk menjawab kebutuhan perusahaan akan implementasi layanan data center yang aman, terintegrasi, dan terbukti dapat diimplementasikan serta tidak perlu mengeluarkan biaya investasi dan lisensi perangkat lunak pendukung yang sangat mahal melalui skema sewa (rent) dengan pay-as-you-use model.”
Dalam hal ini perangkat WAN Optimizer yang digunakan oleh Lintasarta untuk memberikan layanan Managed WAN Optimizer adalah produksi dari Riverbed. Riverbed merupakan produsen yang sudah berpengalaman dalam bisnis WAN Optimizer Appliance. Riverbed secara konsisten masuk dalam Leader Quadrant dalam Gartner Magic Quadrant dan Lintasarta memiliki tools untuk memonitoring seluruh jaringan pelanggan sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pelanggan.
Lintasarta Private Cloud memenuhi kebutuhan perusahaan besar dan menengah yang ingin fokus pada bisnis inti dengan konsolidasi dan otomatisasi Infrastruktur IT. Lintasarta menghadirkan tiga layanan Private Cloud yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu Express Private Cloud, Advanced Private Cloud, Enterprise Private Cloud.
Arsitektur Private Cloud yang digunakan oleh Lintasarta termasuk dalam Leader Quadrant dalam Gartner Magic Quadrant. Lintasarta adalah penyedia cloud pertama di Indonesia yang telah lulus audit Cisco CMSP (Cloud and Managed Service Program) dan memenuhi seluruh persyaratan dari Cisco untuk mengembangkan, memberikan, dan mengelola layanan berdasarkan proses ITIL (IT Infrastructure Library).
Kedua layanan teknologi tersebut diharapkan dapat menjawab kebutuhan bisnis pelanggan untuk menjadi perusahaan yang lebih maju.
