2/3 Responden dalam Survey Global TI Terbaru Yakin Hybrid Cloud Mampu Memberikan Agility dan Keamanan Lebih Baik
Pokok Penelitian :
- Cloud computing menjadi semakin penting bagi organisasi TI – saat ini 61% responden telah mangadopsi layanan cloud.
- Sejak tahun 2013, adopsi Hybrid Cloud telah tumbuh sebesar 9%, dan lebih dari ¼ atau 27% responden saat ini telah menggunakan hybrid cloud.
- Sebanyak 64% responden membutuhkan hybrid cloud karena alasan agility dan keamanan.
- Perusahaan TI tidak dapat mengendalikan pengeluaran, sebanyak 71% yakin TI mulai menjadi in-house broker dalam layanan on-demand untuk membantu pertumbuhan bisnis.
- Namun, sebanyak 35% responden yakin perusahaan mereka tidak memiliki tingkat keahlian dan pengetahuan yang cukup untuk meraih prioritas bisnis.
Cerita lengkap :
Jakarta, 16 Maret 2015 – EMC Corporation hari ini mempublikasikan temuan dari studi global yang melibatkan 10.451 pembuat keputusan bisnis TI di 33 negara. Studi tersebut dilakukan oleh Vanson Bourne yang mengukur sentimen global mengenai meningkatnya peran TI dalam perusahaan saat ini. Hasil survei mengungkapkan peningkatan adopsi cloud computing secara global, dengan mayoritas responden mengatakan bahwa hybrid cloud adalah pilihan mereka karena alasan agility dan keamanan yang lebih baik.
Para responden yakin bahwa TI merupakan pendorong bisnis untuk saat ini dibandingkan sebelumnya, namun pengeluaran menjadi tidak terkendali. Untuk membantu pertumbuhan bisnis, kebanyakan responden yakin TI harus bersikap seperti in-house broker dari layanan on-demand. Tekanan ini digabungkan dengan melebarnya kesenjangan keahlian TI menjadi daya tarik bagi kalangan profesional TI dalam menggunakan hybrid cloud.
Temuan penting dari penelitian ini meliputi:
Tantangan dan Penggerak untuk Adopsi
- Sebanyak 71% responden mendukung strategi untuk TI agar dapat bekerja sebagai in –house broker dari layanan on-demand, data survei menunjukan kurangnya kepercayaan dalam kemampuan TI dalam membantu pertumbuhan bisnis.
- Sebanyak 35% responden yakin perusahaan tidak memiliki tingkat keahlian dan pengetahuan yang cukup untuk meraih prioritas bisnis utama.
- Sebanyak 69% responden yakin melatih staf TI untuk dapat mensejajarkan diri dengan implikasi megatrends seperti cloud, mobile, social dan big data akan menjadi tantangan bagi perusahaan mereka dalam waktu 1- 2 tahun mendatang.
Semakin Pentingnya Hybrid Cloud & Otomatisasi
Ini menjadi sorotan dalam hal otomatisasi dan inovasi seperti hybrid cloud.
- Adopsi Hybrid Cloud telah tumbuh sebanyak 9% sejak 2013, dengan pemakaian di seluruh dunia sebanyak 27%. Wilayah Timur Tengah dan Afrika adalah yang tertinggi dalam adopsi hybrid cloud (28%) diikuti Amerika Latin (24%) dan Asia Pasifik dan Jepang (24%).
- Sekitar 2 /3 responden global (64% )menyatakan membutuhkan hybrid cloud karena agility dan keamanan yang ditawarkannya.
- 74% responden yakin bahwa meningkatkan otomatisasi dalam infrastruktur mereka penting untuk pertumbuhan bisnis.
Masa Depan Cloud dan Skeptisme Masyarakat
- 61% responden mengatakan perusahaan mereka sekarang telah mengadopsi layanan cloud tetapi hanya 16% responden yang siap menjadi pusat aplikasi apapun dalam public cloud
- Kebanyakan responden mengatakan aplikasi yang paling tidak diinginkan untuk disimpan dalam public cloud adalah perencanaan keuangan (39 %), human capital management (35%) dan ERP (32%).
- Pasar negara maju dengan ekonomi TI yang lebih maju memimpin dalam hal adopsi cloud, semantara pasar negara berkembang cenderung menghindari resiko dengan tingkat penerapan cloud yang lebih rendah secara keseluruhan.
- Namun, pasar berkembang lebih positif tentang departemen TI dan hybrid cloud – 79% responden mengatakan mereka mengharapkan keuntungan kompetitif dari megatrend seperti cloud, mobile, social, big data (versus 75% dari negara maju) dan 67% mengangap penggabungan private cloud dan public cloud akan meningkatkan keamanan dan agility (versus 60% dari negara maju)
Untuk informasi lebih lengkap, termasuk penjelasan disetiap negara, silahkan kunjungi