Quantcast
Channel: Jagat Review – Jagat Review
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3145

[PR] Prediksi Tren Teknologi 2015 oleh CTO NetApp

$
0
0
CTO Prediction_2015_FINAL (ID)-01

CTO Prediction_2015_FINAL (ID)-01

JAKARTA – Indonesia, 20 Januari 2014 Tren teknologi terus berkembang setiap tahunnya, tak terkecuali di lingkungan enterprise IT. Berikut adalah beberapa prediksi tren teknologi 2015, tekait cloud computing, flash dan storage, oleh Jay Kidd, Senior Vice President dan Chief Technology Officer dari NetApp. “Dalam 35 tahun pengalaman saya di industri TI, saya tidak pernah melihat begitu banyak perubahan yang terjadi bersamaan dalam teknologi. Setiap tingkatan TI tengah mengalami transisi – mulai dari perangkat end user, jaringan, desain aplikasi, software untuk virtualisasi server, desain server fisik, sistem storage, bahkan sampai dengan media penyimpanan. Sebagian dari transisi ini sudah mulai kita rasakan dan bertumbuh pesat di tahun 2015, sementara lainnya baru mulai bertumbuh. Terlepas dari itu, bersiaplah! Perkembangan TI akan semakin ramai dan tidak dapat diprediksi di tahun 2015,” ungkap Jay Kidd, SVP dan CTO, NetApp.
  1. Dua Tren Fenomenal – Internet of Things dan Big Data Analytics – akan Membuahkan Hasil Nyata
Meningkatnya telemetri data yang terintegrasi dalam perlengkapan industrial, perangkat monitoring kesehatan, sistem pembayaran mobile, bersama dengan serangkaian sensor-sensor baru untuk mengukur berbagai hal di dunia akan menghasilkan banyak data-data yang relevan untuk gelombang analitik bisnis berikutnya. Perusahaan yang telah memanfaatkan dataset mereka yang sudah ada namun tidak mampu untuk menghasilkan wawasan yang nyata, sekarang dapat berkorelasi dengan dataset yang ada di dunia nyata untuk mengoptimalkan proses bisnis dan merubah pengalaman pelanggan mereka. Pengelolaan proses akuisisi data dari benda-benda yang terhubung jaringan, ditambah dengan tools untuk real-time analytic dan background analytic akan merubah bagaimana perusahaan menyentuh dunia. Bercermin pada prediksi di poin pertama ini, Steven Law, Country Manager untuk NetApp Indonesia, menambahkan bahwa hal ini mulai terlihat di gerakan-gerakan Smart City, seperti yang mulai digaungkan oleh beberapa kota besar di Indonesia. Menurut Steven, Internet of Things, ditambah dengan Big Data Analytics, akan memberikan insight dan pemahaman baru bagi bisnis dan pemerintah, pertumbuhan yang signifikan, bahkan jalur-jalur pemasukan baru. Lebih jauh lagi Steven Law mengatakan, “Setiap perangkat saat ini sudah mulai terhubung, dan pemerintah dan bisnis dapat memanfaatkan data yang diambil dari berbagai sensor yang tertanam di perangkat-perangkat tersebut. Kota-kota besar seperti Seoul, Tokyo dan Sydney telah menjadi yang terdepan sebagai Smart City dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam infrastruktur, transportasi dan layanan masyarakat. Indonesia pun telah mulai bergerak ke arah Smart City, seperti yang bisa kita lihat di Jakarta dan Bandung.”
  1. Masa Depan dari All-Flash Array Tidak Sepenuhnya Flash
Flash merupakan teknologi yang transformatif untuk Enterprise Storage. Namun ide dari sebuah data center yang seluruhnya terdiri dari flash adalah sesuatu yang tidak masuk akal, dan paling tidak 80% dari data akan terus berada di disk. Biaya merupakan pertimbangan penting, dan dalam sepuluh tahun ke depan, SSD yang paling murah sekalipun kemungkinan besar masih 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan SATA disk yang tidak terlalu mahal. Kompresi dan deduplikasi berlaku imbang untuk disk mau pun flash. Setiap arsitektur storage akan memanfaatkan flash untuk mengatasi area data ‘panas’. Meskipun demikian, mereka yang memilih untuk menyertakan flash namun tidak terintegrasi dengan hybrid flash/disk array, tidak akan memiliki kemampuan dan keunggulan storage TI yang dapat diandalkan.
  1. Hybrid Cloud Multi-Vendor Merupakan Satu-Satunya Hybrid Cloud yang Bermanfaat
Setiap pelanggan menggunakan cloud untuk satu atau lain hal. Seperti halnya dengan sebagian besar pelanggan yang enggan untuk memilih satu vendor tunggal untuk infrastruktur TI di lokasi mereka, mereka akan memilih untuk bekerja dengan lebih dari satu penyedia jasa cloud. Untuk menghindari lock-in, karena penawaran negosiasi yang menarik, atau hanya sekedar untuk memiliki pilihan yang dapat mendorong mereka untuk mempertimbangkan hybrid cloud yang tidak membuat mereka terjebak dalam satu penyedia layanan. Vendor SaaS yang tidak menawarkan cara untuk menarik data akan menerima pukulan berat. Tingkatan PaaS yang hanya menjalankan satu cloud akan semakin sedikit digunakan. Teknologi software yang dapat dikerahkan di tempat dan di serangkaian platform cloud akan lebih diminati oleh pelanggan yang berpikir strategis untuk model TI mereka. Perusahaan-perusahaan tengah mempertimbangkan cara untuk melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit secara ekonomis, dan cloud muncul sebagai salah satu jawaban terbaik bagi banyak organisasi di berbagai sektor, mulai dari layanan kesehatan sampai dengan keuangan. Cloud merupakan lingkungan TI yang harus dimiliki untuk menjadi lebih produktif dan kompetitif. Namun menurut Steven Law, meskipun cloud telah berkembang di berbagai sisi, salah satu agenda yang harus dihadapi oleh bisnis di tahun 2015 adalah bagaimana cara untuk memanfaatkan private cloud dan public cloud secara efektif dan transparan. Entah di mana lokasi aplikasi dan datanya berada, bisnis harus mengupayakan fondasi infrastruktur yang paling tepat. Infrastruktur tersebut harus lebih tangkas dan flelksibel dengan memanfaatkan hybrid cloud dengan building block seperti Converged Infrastructure, Hyper Converged Infrastructure (HCI), dan fitur storage yang scalable seperti Software Defined Storage (SDS) dan kualitas layanan yang konsisten. Buliding block – building block tersebut akan menghadirkan sebuah fabric yang membantu mobilitas data di berbagai jaringan cloud untuk bisnis. Infrastruktur ini akan dapat memindahkan data dengan cepat dan ekonomis kemanapun bisnis mereka perlukan. Dan pada akhirnya, kombinasi dari cloud on-premise dan multi-vendor akan menjadi satu-satunya model hybrid cloud yang berarti.
  1. Software-Defined Storage akan Menjembatani Public Cloud dan Private Cloud
Software Defined Storage (SDS), dengan kemampuan untuk dapat dikerahkan di perangkat keras yang berbeda dan mendukung kemampuan otomatisasi yang luas, akan memperluas jangkauannya ke dalam implementasi cloud dan membangun data fabric yang menjangkau seluruh infrastruktur TI secara on-premise atau di lokasi dan public cloud. SDS akan menyediakan cara agar aplikasi dapat mengakses data secara seragam di seluruh penjuru cloud dan menyederhanakan aspek pengelolaan data dari memindahkan aplikasi yang ada ke cloud. SDS akan dapat menjembatani storage on-premise dan cloud repositories. Efisiensi storage dari beberapa penawaran software-defined storage seperti Cloud ONTAP, juga dapat mengurangi biaya perpindahan data dari dan ke public cloud, dan menyimpan data aktif di public cloud dalam periode waktu yang lama.
  1. Docker Menggantikan Hypervisor Sebagai Container untuk Aplikasi-Aplikasi Scale-Out
Seiring dengan studi kasus penggunaan aplikasi baru untuk SaaS atau enterprise dalam skala besar dituliskan dalam model scale-out microservices, aplikasi container Dockers telah terbukti lebih efisien secara sumber daya dibandingkan dengan Virtual Machine (VM) dengan OS lengkap. Semua sistem orkestrasi VM utama telah mendukung Docker dan kita akan melihat pertumbuhan ekosistem untuk layanan penglolaan data dan sekelilingnya yang pesat di tahun 2015.
  1. Hyper-Converged Infrastructure Merupakan Server Komputasi yang Baru
Produk-produk Hyper-Converged Infrastructure (HCI) tengah menjadi server komputasi baru dengan Direct-Attached Storage (DAS). Komputasi dari data center tradisionil terdiri dari blade-blade server atau kotak-kotak rak yang memiliki CPU, memory, I/O dan koneksi jaringan yang terdedikasi, dan menjalankan lusinan VM. HCI seperti EVO dari VMware memungkinkan DAS lokal untuk dibagikan di beberapa server, memungkinkan unit komputasi untuk lebih fleksibel, selagi berbagi data yang diakses melalui LAN atau SAN. Mulai di tahun 2015, pertumbuhan solid state storage, meluasnya adopsi protokol Remote Direct Memory Access (RDMA), dan interkonektifitas baru akan mendorong model komputasi dimana core, memory, performa IOPS dari storage akan terintegrasi dalamlow-latency fabric yang akan membuat mereka menjadi satu sistem single rack-scale. CTO Prediction_2015_FINAL (ID)-01

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3145

Trending Articles