![cisco]()
JAKARTA, Indonesia, November 19, 2014 – Pada laporan tahunan
Cisco® Global Cloud Index (2013 – 2018) keempat yang diterbitkan hari ini, Cisco memperkirakan pertumbuhan yang kuat akan terus terjadi untuk lalu lintas cloud, cloud workload dan penyimpanan cloud dengan private cloud akan jauh lebih besar dibandingkan public cloud. Dalam lima tahun ke depan, studi ini memproyeksikan bahwa lalu lintas data center akan meningkat nyaris tiga kali lipat, dengan cloud yang mewakili 76% dari keseluruhan lalu lintas data center. Pada tahun 2018, sebagian dari populasi dunia* akan memiliki akses internet rumahan, dan lebih dari setengah penggunanya (53 persen) akan didukung oleh layanan penyimpanan cloud pribadi.
*Poroyeksi populasi dunia pada tahun 2018 diperkirakan akan mencapai 7,6 miliar jiwa (sumber: Persatuan Bangsa Bangsa).
“Cloud telah lama menjadi perbincangan di Indonesia, dan kita melihat bahwa cloud tidak lagi sekedar wacana. Dengan pertumbuhan tinggi yang diperlihatkan Cisco Global Cloud Index dan Cloud Readiness Tool kali ini, Indonesia tengah memasuki era cloud computing. Dan kami meyakini bahwa penetrasi broadband akan memainkan peranan penting, tidak hanya untuk implementasi dan lalu-lintas cloud, namun terhadap banyak aspek dari kehidupan kita. Itulah mengapa, di Cisco, kami memiliki visi
connecting Indonesia,” ujar Sancoyo Setiabudi, Country Manager untuk Cisco Indonesia.
Temuan Utama:
Lalu Lintas Data Center Global
Cisco Global Cloud Index kali ini memprediksikan bahwa lalu lintas data center global akan mencapai hampir tiga kali lipat dari 2013 sampai 2018 dengan laju Combined Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 23%, meningkat dari 3.1 zettabytes/tahun pada 2013 menjadi 8.6 zettabytes/tahun pada 2018. Satu zettabytes setara dengan satu miliar gigabyte.
8,6 zettabyte dari lalu lintas data center pada 2018 diprediksi akan setara dengan keseluruhan streaming film (kira-kira sejumlah 500,000) dan acara televisi (3 juta) yang pernah dibuat dengan kualitas Ultra-High Definition (UHD) sebanyak 250,000 kali.
Dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan global, lalu lintas data center di Asia Pasifik diperkirakan akan bertumbuh 2,9 kali lipat pada tahun 2018 (dengan laju CAGR sebesar 24% dari 2013 sampai 2018), mencapai 3,1 zettabyte per tahun (256 Exabyte per bulan) pada tahun 2018, meningkat dari 1 Zettabyte per tahun (87 Exabyte per bulan) pada tahun 2013.
Lalu lintas cloud global bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan lalu lintas data center keseluruhan. Di tahun 2013, cloud mewakili 54% dari keseluruhan lalu lintas data center, dan di tahun 2018, cloud diperkirakan akan mewakili 76% dari kseluruhan lalu lintas data center. Dimana lalu lintas cloud di Asia Pasifik pada tahun 2018 diperkirakan akan mewakili 76% dari keseluruhan lalu lintas data center di Asia Pasifik, memlerihatkan pertumbuhan yang jauh lebih cepat, dari 47% pada tahun 2013.
Lalu lintas data center mencakup lalu lintas data center-ke-pengguna bersamaan dengan lalu lintas data center-ke-data center dan lalu lintas di dalam lingkup data center itu sendiri.
Penyimpanan Cloud Konsumen
Pada tahun 2018, 53% dari seluruh pengguna internet rumahan di dunia akan menggunakan penyimpanan cloud pribadi, dan rata-rata lalu lintas penyimpanan cloud per pengguna akan mencapai 811 megabyte per bulan pada 2018, dibandingkan dengan 186 megabyte per bulan pada 2013.
Di Asia Pasifik, pengguna penyimpanan cloud konsumen akan mewakili 58% dari kseluruhan populasi internet konsumen pada tahun 2018, dengan lalu lintas rata-rata per pengguna mencapai 736 Megabyte, dibandingkan dengan 191 Megabyte pada tahun 2013.
Adopsi dan Pertumbuhan Cloud Pribadi vs Publik
“Ketika orang-orang membicarakan cloud, mereka cenderung fokus pada layanan public cloud atau layanan penyimpanan public cloud. Namun, mayoritas yang sangat signifikan dari cloud workload saat ini sesungguhnya berada di lingkungan private cloud. Meskipun dengan pertumbuhan yang signifikan dari public cloud workload, di tahun 2018, hampir 70% dari cloud workload akan tetap terkait dengan private cloud, menuntut kemampuan workload untuk menghubungkan antar lingkungan public cloud dan private cloud,” ungkap Kelly Ahuja, Senior Vice President, Service Provider Business, Products and Solutions, Cisco.
Pada 2018, 69% (113,5 juta) dari cloud workload diperkirakan akan berada di data center private cloud, menurun dari 78% (44,2 juta) pada tahun 2013, dan 31% (52 juta) dari cloud workload akan terdapat pada data center public cloud, meningkat dari 22% (12,7 juta) pada tahun 2013.
Kesiapan Cloud Global
Jumlah negara yang dianggap “siap cloud” terus meningkat. Tahun lalu (2013), 79 negara memenuhi kriteria Advanced Cloud Application untuk jaringan tetap atau fixed; tahun ini (2014), angka tersebut tumbuh menjadi 109 negara. Tahun lalu (2013), 42 negara memenuhi kriteria Intermediate Cloud Application untuk jaringan mobile; tahun ini (2014), jumlah tersebut bertambah menjadi 52 negara.
Berdasarkan Cloud Readiness Tool, Indonesia sudah memenuhi kriteria Advanced Cloud Application untuk jaringan fixed, dengan kecepatan download rata-rata mencapai 2,641 Kbps dan kecepatan upload rata-rata mencapai 1,287 Kbps dengan 89 ms untuk latency.
Untuk menilai kesiapan cloud, rata-rata dan median kecepatan menggugah/ mengunduh dan latency dihitung berdasarkan analisis tes kecepatan jaringan global tetap dan jaringan mobile.
·
Kriteria Basic Cloud Application / Kebutuhan Jaringan
Kecepatan unduh: Sampai dengan 750 kbps; Kecepatan unggah: Sampai dengan 250 kbps; Latency: Di atas 160 ms
Contoh layanan dasar konsumen: streaming video/music sederhana, komunikasi teks, web browsing
Contoh layanan dasar bisnis: konferensi web, sistem pengelolaan pembelajaran berbasis cloud, VoIP
·
Kriteria Intermediate Cloud Application / Kebutuhan Jaringan
Kecepatan unduh: 751-2.500 kbps; Kecepatan unggah: 251-1.000 kbps; Latency: 159-100 ms
Contoh layanan konsumen menengah: rumah pintar, personal content locker (multimedia), streaming video/music berkualitas HD
Contoh layanan bisnis menengah: ERP/CRM, IP audio conferencing, video conferencing
·
Kriteria Advanced Cloud Application / Kebutuhan Jaringan
Kecepatan unduh: Lebih dari 2.500 kbps; Kecepatan unggah: Lebih dari 1.000 kbps; Latency: Kurang dari 100 ms
Contoh layanan konsumen tingkat lanjut: connected education, connected medicine, percakapan video HD
Contoh layanan bisnis tingkat lanjut: kantor virtual, konferensi audio HD, konferensi video HD
*Penggunaan dari berbagai aplikasi membutuhkan performa jaringan yang lebih tinggi dari kemampuan yang dibutuhkan untuk dukungan aplikasi individu yang diperlihatkan di atas. Persyaratan aplikasi bersamaan dibahas dalam Cisco Global Cloud Index Forecast and Methodology, 2013 – 2018.
Negara dengan kinerja jaringan tetap terdepan pada tahun 2014 adalah (dalam urutan alphabetis) Hong Kong, Jepang, Korea, Belanda, Romania, Singapura, Swedia, Swiss dan Taiwan.
Negara dengan kinerja jaringan mobile terdepan pada tahun 2014 adalah (dalam urutan alphabetis) Australia, Belgia, Cina, Denmark, Korea, Luxembourg, Oman, Qatar, Selandia Baru dan Uruguay.
Tinjauan Global Cloud Index:
· The
Cisco Global Cloud Index (2013-2018) dikembangkan untuk memperkirakan pertumbuhan dan tren lalu lintas data center dan lalu-lintas berbasis cloud secara global. Cisco Global Cloud Index berfungsi sebagai sumber daya pelengkap untuk studi lalu lintas jaringan Internet Protocol (IP) yang ada seperti
Cisco Visual Networking Index, yang memberikan wawasan dan visibilitas baru atas tren yang mempengaruhi data center dan arsitektur cloud. Perkiraan ini menjadi semakin penting seiring dengan jaringan dan data center yang menjadi lebih intrinsik terkait dalam menawarkan layanan cloud.
· Cisco Global Cloud Index mencakup perkiraan “transisi workload” yang memperlihatkan pergeseran workload dari data center tradisional menjadi server cloud yang lebih tervirtualisasi.
· Perkiraan ini juga mencakup suplemen pada Cloud Readiness Regional Details yang meneliti kemampuan jaringan tetap/fixed dan mobile pada masing-masing daerah global (dari hamper 150 negara) untuk mendukung bisnis dan layanan aplikasi cloud computing konsumen.
· Cisco Global Cloud Index dihasilkan dari proses modelling dan analisa dari berbagai sumber utama dan sekunder (rincian metodologi yang lengkap tersedia di dalam laporan).