
RISET: Permintaan Properti Ramah Lingkungan di Negara Berkembang Terus Meningkat, Termasuk di Indonesia
Terjadi peningkatan akan permintaan properti ramah lingkungan di pasar properti Asia dan Amerika Latin
JAKARTA, 18 AGUSTUS 2014: Di sejumlah negara berkembang, tepatnya di kawasan Asia dan Amerika Latin, tengah terjadi “eco-revolution” dimana rumah-rumah bergaya “green living” semakin banyak diminati dan dicari oleh konsumen.
Portal properti global, Lamudi merilis data terbaru tentang preferensi pembeli properti akan rumah yang ramah lingkungan di negara berkembang. Hasil analisa dari setengah juta listing properti milik Lamudi menunjukkan Pakistan sebagai negara berkembang terdepan dalam penyediaan rumah dan kantor ramah lingkungan.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mengingat Lamudi Pakistan melalui situs Lamudi.pk, telah berhasil mengumpulkan lebih dari 100 ribu listing properti aktif dalam 6 bulan terakhir dan secara mengejutkan hampir 17% atau 16.700 di antaranya adalah rumah berfitur ramah lingkungan.
Sedangkan di Bangladesh dalam setengah tahun terakhir, terjadi pula lonjakan listing properti ramah lingkungan hingga 420% karena memang terdapat peningkatan yang signifikan terhadap permintaan atas rumah ramah lingkungan disana. Dengan lebih dari 7.000 listing properti ramah lingkungan, para pembeli properti di Bangladesh punya banyak pilihan sebelum membuat keputusan pembelian.
Peningkatan jumlah rumah ramah lingkungan juga terjadi di Mynmar. Setidaknya ada 2.700 rumah berkonsep hijau yang terdaftar dalam House.com.mm.
Di Amerika Latin, peningkatan permintaan akan properti ramah lingkungan pun juga terjadi. Menurut Lamudi Meksiko Khusus di kota Meksiko saat ini telah tersedia 6.000 rumah ramah lingkungan, dimana telah terjadi peningkatan akan listing properti ramah lingkungan sebesar 340% dalam satu semester terakhir.
Co-Founder dan Managing Director Lamudi Global, Paul Philipp Hermann mengatakan, “Banyak orang menganggap bahwa isu lingkungan bukanlah hal penting bagi pembeli rumah di negara-negara berkembang. Hasil riset Lamudi yang terbaru ini membantah teori tersebut.
Pesatnya pembangunan rumah berkonsep green living di sejumlah negara Asia dan Amerika Latin menunjukkan pergeseran gaya hidup saat ini. Dengan perkembangan ekonomi yang serba cepat sekarang, hanya masalah waktu saja sebelum pertumbuhan properti dengan tipe ini akhirnya semakin membesar.” Lanjut Hermann.
Hasil riset juga menemukan bahwa properti ramah lingkungan juga semakin mendominasi dan dicari di beberapa negara seperti Indonesia, Saudi Arabia and Sri Lanka.
Di Indonesia sendiri, listing properti ramah lingkungan yang terdaftar di Lamudi mayoritas terkonsentrasi di Bali dan mencapai kurang lebih 80% dari total listing di pulau Dewata ini. Diperkirakan permintaan terhadap properti ramah lingkungan di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan hangatnya isu perbaikan lingkungan dan perubahaan iklim global.