Image may be NSFW.
Clik here to view.
Di masa lalu, semua berubah dengan relatif lambat, dan kebutuhan bisnis ada di status quo untuk waktu yang lama. Namun pada kenyataannya, kita tahu bahwa hal tersebut bukanlah masalah yang sebenarnya, tetapi masalahnya ada pada bagaimana TI dulu dijalankan – lambat dan tidak berubah. Perusahaan pun masih bertahan dengan hal itu karena nampaknya tidak ada pilihan lain. Akibatnya, TI masih tetap memberikan aplikasi yang sama dengan cara yang sama kepada basis pengguna yang sama, di tempat yang sama saat mengelola infrastruktur lama di balik itu semua.
Namun, tidak ada bisnis yang mampu hidup dalam fantasi itu di lingkungan digital yang berubah cepat. Inovasi-inovasi baru secara konsisten diperkenalkan untuk memberdayakan tenaga kerja – dari perangkat wearable dan Internet of Things (IoT) hingga ‘digital paper’. Perusahaan membutuhkan mitra kerja dan kontraktor baru untuk membawa bisnis mereka ke level berikutnya, dan memperluas kemampuan dan jangkauan mereka. Juga ada banyak peluang pasar baru yang menguntungkan di setiap bagian dari dunia dan perekonomiannya. Pelanggan pun berharap semuanya terus baru dan lebih baik, dan hal ini telah mempengaruhi – atau bisa kita katakan telah menginspirasi — tenaga kerja perusahaan untuk menginginkan hal yang sama – dan itu semua terjadi dengan sangat cepat.
Menurut IDC, transaksi bisnis melalui internet akan melampaui 450 miliar per hari pada tahun 20151, dan aliran data baru ini semakin menjadi kunci dalam mengambil keputusan bisnis. Seperti pepatah lama – perubahan yang satu-satunya yang konstan – para pelaku bisnis harus belajar untuk beradaptasi dan merespon dengan cepat, karena ekspektasi pasar berubah lebih cepat dari sebelumnya. Namun, jika banyak hal nampak sama untuk waktu yang lama, itu hanya karena kita sedang bersiap untuk menghadapi transformasi besar berikutnya.
Bahkan dengan kebebasan dan sumber daya tanpa batas, tantangan untuk berubah cukup menakutkan. Pasar global yang ketat dan tekanan intens di bagian bawah mendorong perusahaan belajar untuk bekerja lebih efisien dan lebih ekonomis. Selain itu, persyaratan yang makin ketat dalam biaya, keamanan, peraturan pemerintah, dan standar industri menambahkan lapisan kerumitan yang lain.
Untungnya, banyak organisasi telah menyadari bahwa fleksibilitas adalah kebutuhan bisnis pertama bagi setiap organisasi TI. Mereka juga memahami bahwa dibutuhkan pendekatan baru untuk teknologi – satu yang didasarkan pada asumsi bahwa jawaban benar yang ditemukan hari ini mungkin bukan jawaban yang benar buat besok. Singkatnya, ketergantungan infrastruktur/infrastructure lock in sudah mati.
Saat ini, strategi TI perusahaan harus berputar dalam mendesain untuk ‘amanat perubahan’, prinsip inti dari tempat kerja yang berbasis software/softwared-defined workplace. Hal ini berarti mampu untuk memilih jenis infrastuktur yang tepat untuk setiap tujuan, baik itu di cloud, hybrid, legacy atau converged, on premises atau di tempat lain. Ini juga berarti mempersonalisasi dan memberikan kombinasi tepat dari aplikasi, desktop dan data pada perangkat yang tepat untuk setiap pengguna, memanfaatkan spektrum lengkap dari hardware mobile dan software untuk meningkatkan nilai.
IDC, The Digital Universe Decade – Are You Ready?, May 2010
Solusi ruang kerja yang fleksibel adalah kunci ke pendekatan ‘build once, deploy anything’ yang memungkinkan untuk menggunakan kembali infrakstruktur yang sama dalam berbagai cara yang berbeda. Dengan seketika, organisasi akan mampu merangkul cara-cara baru untuk bekerja, dan membawa lokasi baru atau tim kerja baru ke luar dengan cepat dengan biaya minimal, sambil menjaga seluruh lingkungan perusahaan yang beragam tetap terpadu dan mudah dikelola.
Dengan tempat kerja yang fleksibel dan mobile, TI dapat berbagi dan yakin bahwa setiap keadaan dalam bisnis akan jadi satu kesempatan lagi untuk menggunakan infrastruktur tersebut dengan cara-cara baru. Lokasi cabang baru dapat diatur hampir segera untuk menangkap peluang pasar yang berkembang. Tim kontraktor dapat masuk dalam satu malam, sekaligus menjaga pengeluaran dan biaya yang tetap rendah. Yang terakhir namun tak kalah pentingnya, dalam merger dan akusisi organisasi dapat mengubah dan bergerak menuju tempat kerja kolaboratif yang lebih terbuka tanpa menganggu operasional yang sedang berlangsung.
Sekarang kita hidup di dunia yang dinamis, kacau, tidak bisa ditebak dan selalu penuh kejutan. Kesuksesan sebuah organisasi sebagian besar terkait dengan kelincahan bisnis, kecepatan yang dapat merespon perubahan tren. Oleh karena itu, organisasi harus menginvestasikan waktu dan usaha dalam menggabungkan kemampuan-kemampuan yang menyediakan platform untuk melakukan hanya hal itu, atau mereka berisiko untuk tertinggal dalam persaingan. Di Citrix, kami telah membangun fleksibilitas dalam cara kita berpikir tentang teknologi dan orang-orang yang menggunakannya – karena kami tidak tertarik untuk kembali ke masa lalu.
Citrix Systems, Inc (NASDAQ: CTXS) melaporkan hasil keuangan untuk kuartal ketiga tahun fiskal 2015 yang berakhir 30 September 2015.
Untuk kuartal ketiga tahun fiskal 2015, Citrix meraih pendapatan sebesar $813 juta, bandingkan dengan $759 juta pada kuartal ketiga tahun fiskal 2014, menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7%.
- Citrix berkolaborasi dengan Red Hat tentang Integrasi Produk Baru Untuk Membangunan OpenStack Clouds
Pelanggan semakin dihadapkan dengan tantangan untuk meningkatkan penggunaan OpenStack mereka dan mencari infrastruktur produksi yang mendukung tuntutan bisnis mereka. Citrix mengungkapkan integrasi dan sertifikasi pengendali penghantaran aplikasi mereka yang terkemuka di pasar, NetScaler, dengan Red Hat Enterprise Linux OpenStack Platform. Untuk pertama kalinya, kini pelanggan dapat membangun infrastruktur cloud mereka menggunakan komponen terbaik yang dikembangkan oleh Citrix dan Red Hat. Solusi gabungan tersebut memberikan pelanggan akses ke portofolio produk yang lebih luas untuk lebih jauh lagi meningkatkan kinerja dan skala yang diberikan dari penggunaan Red Hat Enterprise Linux OpenStack Platform.
Citrix mengumumkan bahwa mereka telah dievaluasi oleh Gartner, Inc. untuk solusi NetScaler® nya, pengendali pengantaran aplikasi yang digunakan sebagai infrastruktur inti untuk beberapa penyedia cloud terbesar di dunia, dan diposisikan sebagai pemimpin di 2015 Magic Quadrant untuk laporan Pengendali Pengiriman Aplikasi/ Application Delivery Controller [1] (ADC) yang ditulis oleh analis Gartner Andrew Lerner, Mark Fabbi, Danilo Ciscato dan Joe Skorupa, selama sembilan tahun berturut-turut.