
Jakarta, 01 Oktober 2015 – Monash University yang berlokasi di Melbourne telah membangun sebuah mikroskop abad ke-21 yang dapat menangkap dan memproses data sehingga peneliti dapat menganalisa dan berinteraksi dengan data divisualisasikan dalam 2D atau 3D.
Synchrotron adalah bagian pertama dari proyek yang sangat maju ini, yaitu sebuah mikroskop yang sangat kuat yang dapat membuat model 3D dalam detail yang luar biasa.

Jumlah besar data yang diambil dari mikroskop kemudian di proses oleh super komputer dalam proyek yang di sebut MASSIVE (Multi-modal Australian ScienceS Imaging and Visualisation Environment), fasilitas komputasi kinerja tinggi khusus untuk pencitraan dan visualisasi. MASSIVE adalah kolaborasi antara Monash University, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation, Australia Synchrotron, dan Victorian Partnership for Advanced Computing. Proyek ini menyediakan hardware, software dan keahlian untuk mendorong penelitian dalam disiplin ilmu seperti ilmu biomedis, bahan penelitian, teknik dan geosains.
Data diproses oleh MASSIVE kemudian divisualisasikan dalam CAVE 2 (Cave Automatic Virtual Environment 2), ruang melengkung dikelilingi oleh layar LCD 80 yang menghasilkan gambar yang dapat dilihat di 2D atau 3D menggunakan kacamata 3-D khusus.

Yang mendukung proyek ini adalah sejumlah besar GPU NVIDIA. “Tesla digunakan untuk super komputer, Quadro, termasuk Quadro M4000 terbaru, untuk CAVE2 dan GRID untuk akses jarak jauh dan cloud computing,” ujar Mark Patane, Country Manager NVIDIA, Australia/Selandia Baru.
“Adalah GPU yang mempercepat analisis dan rekonstruksi Volume visualisasi. Yang biasanya memakan waktu berminggu-minggu, kini hanya beberapa menit saja. Dengan teknik baru, kita mempercepat semuanya,” kata Profesor Paul Bonnington, direktur Pusat E-research, Monash University, yang memiliki lebih dari 8.000 staf, 63.000 mahasiswa, dan enam kampus di Australia dan banyak kampus lainnya di seluruh dunia, termasuk Malaysia.